Dina Ingatkan Dampak Serius Perundungan di Sekolah

PURUK CAHU - Wakil Ketua I DPRD Murung Raya, Dina Maulidah, mengatakan, tindakan perundungan di sekolah dapat berdampak serius terhadap kesehatan mental dan perkembangan karakter peserta didik. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh pihak, baik siswa, guru, maupun orang tua, untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.

Menurut Dina, langkah preventif harus dimulai dari peningkatan kesadaran siswa terhadap bahaya perundungan. Ia menilai, pendidikan karakter dan empati harus ditanamkan sejak dini agar budaya saling menghargai dapat tumbuh di lingkungan sekolah.

“Perundungan bukan hanya berdampak pada mental dan emosional korban, tapi juga mengganggu proses belajar dan perkembangan karakter anak. Melalui sosialisasi ini, kami berharap siswa lebih peka dan berani bersuara terhadap tindakan perundungan,” katanya kepada Kalteng24.com, Sabtu (19/7/2025).

Dina menjelaskan, kasus perundungan sering kali luput dari perhatian karena banyak korban yang memilih diam. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam menciptakan sistem pelaporan yang ramah dan aman bagi siswa. Menurutnya, keberanian siswa untuk melapor merupakan langkah awal dalam menghentikan rantai kekerasan di sekolah.

Sebagai Ketua Forum Puspa Murung Raya, Dina juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan edukasi mengenai kekerasan terhadap anak. Ia menambahkan, kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci utama untuk membangun lingkungan sosial yang inklusif dan aman.

Lebih lanjut, Dina menyebutkan bahwa pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi di berbagai sekolah di Murung Raya. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk intimidasi dan diskriminasi di lingkungan pendidikan.

“Kita harus tekankan agar perundungan ini tidak terjadi lagi di sekolah. Setiap anak berhak merasa aman dan dihargai tanpa takut menjadi korban kekerasan,” katanya. (adv)

 

editor: pahit s. narottama