Pancani Menangis Saksikan Bartim Masih Tertinggal

TAMIANG LAYANG – Pancani Gandrung, SH, M.Si. menangis menyaksikan kondisi pembangunan di Kabupaten Barito Timur yang masih jauh tertinggal dibandingkan kabupaten lain di Kalteng. Itu yang menjadi alasannya harus kembali maju pada Pilkada Bartim 2024 ini.

Di hadapan sejumlah tokoh dan masyarakat Bartim saat acara pamanalu-pangasungu (temu kangen, Red) di kediamannya di Tamiang Layang, Minggu (9/6) sore, Pancani mengungkapkan kesedihannya atas sejumlah persoalan yang masih dihadapi masyarakat di wilayah pedalaman Bartim.

“Untuk saya pribadi, kehidupan saya dan keluarga sudah lebih dari cukup. Bahkan berkat yang saya terima dari Tuhan juga lebih besar dari yang pernah saya impikan. Hanya, bagaimana nasib anak-anak Bartim yang harus putus sekolah karena tidak ada biaya,” katanya dengan nada bergetar menahan tangisnya sambil menyeka air mata yang keluar.

Pernyataan tersebut menjawab keluhan beberapa warga yang hadir pada saat itu akibat tidak sedikit anak yang harus putus sekolah. Dia tidak saja berjanji bahwa ketika dia menduduki jabatan sebagai Bartim-1 –sebutan untuk jabatan Bupati Bartim, tetapi dia meminta agar semua anak di Bartim harus sekolah hingga jenjang tertinggi dengan biaya dari Pemkab Bartim.

Dia juga menyatakan bahwa saat dipercaya menjadi Ketua Umum DPP Dusmala Nasional, dia sudah menyurati belasan Kedutaan Besar negara-negara maju untuk meminta beasiswa bagi anak-anak Dusmala yang hendak melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

“Ketika saya dipercaya menjadi Bupati Bartim, saya meminta anak-anak kita harus sekolah sampai jenjang tertinggi. Ini bukan untuk kita, tetapi untuk masa depan mereka kelak dan Bartim yang akan datang,” katanya seraya menambahkan bahwa baginya tidak ada lagi persoalan kesehatan yang tidak dinikmati masyarakat.

Pancani meminta dukungan masyarakat Bartim, agar sesuatu yang menjadi keluhan masyarakat dapat dituntaskan selama masa kepemimpinannya 2024-2029. Utamanya persoalan insfrastruktur, pendidikan, kesehatan, demi kehidupan masyarakat Bartim yang sejahtera. (dry/hit)

 

editor: pahit s. narottama