Petani Garda Terdepan Perkuat Ketahanan Pangan

PALANGKA RAYA – Sekretaris Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Sengkon mengatakan bahwa petani merupakan garda terdepan dalam memperkuat ketahanan pangan. Karena itu, diperlukan sinergi bersama dengan pemerintah untuk mewujudkannya.

Selain itu, dia juga mengatakan, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota perlu menjalin sinergi erat dengan para petani, sehingga memungkinkan mereka berkontribusi secara signifikan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan lokal.

Petani sedang menanam padi. Mereka adalah ujung tombak dan garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan.

“Saat ini, kita harus memahami betapa besar potensi yang dimiliki oleh komunitas petani di Kalteng, Karena itu, potensi tersebut harus bisa menjadi pilar penting dalam menjaga ketahanan pangan wilayah Bumi Tambun Bungai ini,” katanya kepada Kalteng24.com.

Dalam pandangannya, melibatkan masyarakat petani dalam proses pembangunan sektor pangan bukan sekadar pilihan, melainkan juga kebutuhan mendesak. Upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan pengetahuan dan potensi yang ada.

Sengkon juga menyoroti perlunya dukungan nyata dari pemerintah dalam bentuk bantuan dan fasilitas bagi para petani. Dalam hal ini, tidak hanya berupa bantuan bibit unggul, pupuk, alat mesin pertanian (alsintan), tetapi juga melalui dukungan infrastruktur irigasi yang menjadi faktor kunci yang akan membantu petani

Sengkon.

“Keterlibatan pemerintah dalam memberikan dukungan ini harus berkelanjutan dan terencana dengan baik, sehingga masyarakat petani dapat mengembangkan usaha mereka dengan lebih baik dan melakukan upaya terbaik untuk menjaga kelangsungan dan ketahanan pangan,” katanya.

Politikus Partai Perindo ini juga meyakini bahwa sektor pertanian di Kalteng akan dapat mengalami perkembangan yang signifikan. Selain itu, sinergi antara petani dan pemerintah juga akan membawa dampak positif dalam hal kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan. (adv)

 

editor: pahit s. narottama