Warga Keluhkan Harga Karet dan Rotan Belum Membaik

PALANGKA RAYA – Masyarakat Desa Manduing Taheta, Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan mengeluhkan harga komoditas karet dan rotan yang belum membaik. Anjloknya harga dua komoditas andalan mata pencaharian masyarakat itu diduga akibat permainan para tengkulak.

Menurut masyarakat setempat, kata Ketua Komisi III Fraksi Partai Golkar DPRD Kalteng, Hj. Siti Nafsiah, M.Si, anjloknya harga komoditas andalan itu menyebabkan kesulitan ekonomi sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat semakin buruk.

Hj. Siti Nafsiah, ketiga dari kiri, Ketua Komisi III Fraksi Partai Golkar saat reses perseorangan.

“Mereka mengaku tidak memiliki alternatif dan pilihan lain untuk menggantungkan usaha andalan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” katanya kepada Kalteng24.com. Menurut dia, sejauh ini masyarakat hanya mampu bertahan dengan usaha yang ada.

Untuk itu, dia juga menerima aspirasi dan harapan masyarakat desa setempat yang ingin agar pemerintah memberikan jalan keluar dari kesulitan ekonomi yang mereka hadapi. Setidaknya, ada perbaikan harga komoditas andalan.

Dengan harga karet yang cuma berkisar antara Rp6.000-7.000 per kg dan rotan yang hanya Rp600-800 ribu per pikul (100 kg), membuat masyarakat merasa tidak punya pilihan untuk tidak menjualnya kepada pengepul atau tengkulak karena desakan kebutuhan hidup yang juga tak dapat ditahan.

“Mereka meminta pemerintah memikirkan upaya lain, misalnya dengan memberi edukasi dan pembinaan atau pelatihan sehingga komoditas andalan yang mereka peroleh dapat diolah sendiri menjadi barang setengah jadi yang memiliki harga lebih tinggi,” kata Siti Nafsiah.

Dengan begitu lanjut wakil rakyat yang membidangi Kesejahteraan Sosial (Kesra) ini, ke depan, kehidupan masyarakat di wilayah daerah pemilihannya dapat merasakan dampak positif atas upaya dan bantuan dari pemerintah dan mereka akan mampu mandiri, bahkan menciptakan lapangan pekerjaan baru di desa mereka. (adv)

 

editor: pahit s, narottama