Bukan Barang Mewah, Seharusnya Pajak Progresif Dihapus

PALANGKA RAYA – Wakil rakyat dari Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalteng, H. Achmad Rasyid menyebut bahwa kendaraan bermotor, khususnya mobil dengan klasifikasi tertentu bukan lagi barang mewah, melainkan sudah menjadi kebutuhan rumah tangga.

Menurut dia, Pajak Progresif memang sepatutnya dihapus, karena untuk sebagian besar masyarakat, dengan tingkat mobilitas yang tinggi, maka kebutuhan kendaraan khususnya roda empat tidak cukup hanya satu unit, bahkan bisa dua atau lebih.

Ketua Komisi II Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalteng, H. Achmad Rasyid.

“Jika kita perhatikan saat ini, dalam satu rumah tangga, kadang bisa memiliki lebih dari satu unit mobil. Mobil-mobil tersebut digunakan untuk berbagai keperluan. Misalnya satu mobil digunakan oleh kepala keluarga untuk bekerja, sementara mobil lain untuk menunjang keperluan di rumah,” katanya kepada Kalteng24.com.

Menurut dia, keperluan di rumah itu bisa berarti untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dan mengantar-jemput anak-anak ke sekolah. Hal itu kata Achmad Rasyid, tidak dapat dianggap barang mewah atau pamer kekayaan, karena benar-benar untuk mendukung aktivitas rumah tangga.

Sementara itu, berkaitan dengan Penghapusan Pajak Progresif dan Pengurangan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Ketua Komisi II Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalteng ini juga menyambut baik dan merespon positif kebijakan tersebut.

“Dalam proses balik nama, pasti transaksi yang terjadi adalah jual-beli mobil bekas. Namun lucunya, selama ini pemerintah tidak melihat pada harga jual, tetapi lebih mengacu pada tarif khusus yang sama sekali tidak cocok dengan nilai jual mobil tersebut,” katanya.

Penerapan pajak kendaraan lebih didasarkan pada patokan yang disesuaikan dengan besaran isi silinder mobil yang bersangkutan. Semakin besar isi silinder (cc) kendaraan, maka semakin besar pula harga jual mobil berikut pajak yang dikenakan kepada pemilik baru yang melakukan pembayaran BBNKB. (adv)

 

editor: pahit s. narottama