Pembahasan Soal BRIDA Tergolong Alot

PALANGKA RAYA – Pembahasan nasib Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) tergolong alot karena sejumlah anggota dewan yang tergabung dalam tim memiliki pertimbangan sendiri. Sejumlah usulan menyebutkan BRIDA akan dilebur dengan Bappedalitbang dan menjadi BappedaBrida.

Ketua Komisi I membidangi Hukum, Pemerintahan dan Keuangan Drs. Yohanes Freddy Ering, M.Si., mengusulkan bahwa BRIDA seharusnya tetap berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan Bappedalitbang, karena tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Lembaga yang bersangkutan.

Drs. Yohanes Freddy Ering, M.Si., Ketua Komisi I DPRD Kalteng.

“Ada kabar yang berembus bahwa selama ini BRIDA tidak dapat maksimal melakukan tugasnya karena berbagai kendala. Namun demikian, yang harus kita urai sekarang adalah mengapa tidak bisa maksimal sehingga dapat dicarikan jalan keluar yang tepat,” katanya kepada Kalteng24.com.

Pernyataan tersebut didasari pada alasan yang juga dapat diterima karena beban kerja lembaga lain Bappedalitbang yang juga cukup berat karena menyangkut perencanaan pembangunan di Kalteng sehingga jika ditambah dengan riset dan inovasi tentu akan menambah beban kerja menjadi lebih banyak dan luas.

Untuk itu kata Freddy, semua hal yang menyangkut tugas pokok dan fungsi lembaga yang bersangkutan dapat disederhanakan dan dipilah lagi sehingga ada pembagian tugas yang lebih baik namun tidak mengurangi kualitas kerja yang diharapkan.

“Kami berpendapat bahwa BRIDA dapat tetap menjadi lembaga tersendiri yang berdiri sendiri dan mandiri. Namun jikapun harus digabungkan dengan lembaga lain juga harus dipastikan bahwa itu tidak justru membuat lembaga yang dilebur memiliki beban tugas yang lebih berat. Ini menyangkut tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tugasnya kelak,” katanya.

Untuk itu politikus PDI Perjuangan ini juga meminta semua pihak dapat memberikan argumentasi yang benar-benar menggambarkan kondisi riil yang terjadi. Dengan demikian perdebatan seputar penggabungan atau tidak dapat segera diakhiri dengan hasil terbaik. (adv)

 

editor: pahit s. narottama