PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalteng, H. Muhajirin mengingatkan pemerintah daerah untuk memberikan alternatif kepada petani berladang tradisional, dalam membuka lahan pertanian tanpa membakar saat musim kemarau.
Dikatakan, dengan memadukan kosep tradisional dan modern dalam bertani, maka akan dapat membuat pengembangan pertanian lebih efisien, produktif dan berkelanjutan. Termasuk dengan intensifikasi pertanian dalam jangka panjang kepada para peladang.

H. Muhajirin.
“Perpaduan dua konsep itu juga akan dapat meminimalisasi pembakaran lahan oleh masyarakat peladang, sebab selama ini peladang hanya menerapkan konsep tradisional, ketika membuka lahan dengan cara dibakar,” katanya kepada Kalteng24.com.
Membakar lahan untuk pertanian pasti akan dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap alam dan lingkunan. Lebih-lebih pada saat musim kemarau. Apalagi jika kurangnya pemantauan akan dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) besar.
Dengan penggabungan konsep tradisional dan modern kepada para petani dan peladang saat membuka lahan, tidak lagi dengan cara membakar, tapi dengan cara yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Bisa juga dengan mengolah lahan menggunakan mekanisasi.
“Agar perpaduan konsep itu dapat diterapkan, maka masyarakat perlu diedukasi dan memperoleh sosialisasi terlebih dahulu. Yang paling penting adalah mendukung dengan menyalurkan bantuan alat pertanian modern kepada petani,” katanya.
Selain itu, agar para petani/peladang mudah menerapkan konsep tersebut mereka perlu diberikan pelatihan terutama dalam penerapan teknologi pertanian. Pelatihan penting agar mereka memahami konsep berladang yang ramah lingkungan. (adv)
editor: pahit s. narottama
Jl. Sapan II A No. 36, Lantai III Palangka Raya, Kalimantan Tengah
081349219926
kaltengduaempat@gmail.com
Copyright © 2020 Berita Kalteng 24 All rights reserved. | Redaksi | Pedoman Media Cyber | Disclimer